Selamat Hari Lahir Abah (9.7.1941),
Mami(12.7.1950)
dan Sahabat2 pada hari ini.
Moga dikuatkan iman dan dimurahkan rezeki. Tak ada hadiah seindah bukit emas dan semegah taj mahal untuk kalian.
Yang ada hanya sebiji sebiji sawi doa semoga kita berakhir dengan husnul khotimah.
Kepada Ibuku
Tanganmu sibuk sepanjang hari
Ibu tak punya banyak waktu luang
Bila ku ajak kau bermain
Engkau menjawab “Ibu tidak sempat, Nak”
Engkau mencuci baju, menjahit, memasak,
Semua untuk Aku…
Tetapi kala aku tunjukkan buku ceritaku
Engkau menjawab “Sebentar Sayang…”
Di malam hari engkau tidurkan aku
Engkau dengarkan do’aku.. Engkau padamkan lampu
Lalu berjingkat meninggalkanku
Kalau saja engkau tinggal barang satu menit lagi..
Sebab hidup itu singkat, Tahun-tahun bagai berlari
Bocah cilik tumbuh begitu cepat
Aku tidak lagi berada di sisi Ibu
Membisikkan rahasia-rahasia kecilku
Buku-buku dongengku entah di mana
Takkan ada lagi ajakan bermain
Tak ada lagi cium Selamat Malam
Tak kudengar lagi do’amu
Semua itu milik masa lalu
Tanganmu dahulu sibuk sekarang diam
Hari-hari terasa panjang membentang
Kalau saja aku bisa kembali ke masa lalu
Menyambutmu hangat di sisiku
Memberiku waktu dari hatimu
kini kujauh diperantauan
dan dirimu di halaman kerinduan sana
jalan wira
http://mokletermalang.wordpress.com/category/puisi/puisi-buat-ibu/
Untukmu abah
Rembulan itu menatapku
Rautnya sendu.
Seakan ia ingin bersandar di bahuku
Berceloteh dalam pilu
Ayah….
Maafkan aku tak bisa hadir mengahapus dahaga rindumu
Menggoreskan secuil senyum, dalam kalabu ceritamu
Mengusap tetesan mutiara,
Yang kian menetes dari setiap pori-pori tubuhmu
Ayah…
Jika hari ini aku ada di sampingmu,
Seperti biasa, kan ku hapus letihmu
Sampai bulan letih menatapku
Dengan secangkir kopi di sampingmu
Namun tak sadar, kau telah lelap dalam tidurmu
Mengarungi elegi yang kau rindukan
Ayah……..
Dalam getirnya senyumku
Perihnya merasakan dukamu
Melihat rapuhnya langkahmu yang tak seperti dulu
Namun, sedikit semangat yang tak pernah lapuk bersama usiamu
Lebih berarti dari manisnya madu
Ayah….
Dari sayunya sorot matamu, aku belajar banyak hal
Bagaimana aku belajar menjadi orang yang berguna
Bagaimana harus bersabar, saat duka melanda
Ayah……
Hari ini, bersama hembusan angin
Ku titipkan salam dan sejuta angan
Melukiskan pelangi di sela tangis batinmu
Ayah……
Kan ku ukir kembali senyum sang rembulan
Agar kau dapat bercerita tentang masa juangmu
Kan ku sisir rambutmu
Ku rapikan kumis putihmu
Hingga kau akan tampak lebih gagah dariku
Dan kan ku buat kau tersenyum lebar
Sebelum tiba kau berdua dengan Kekasihmu
Sebelum kau meninggalkanku lebih jauh.
“Salam sayang selalu dari anakmu”
http://alhaqiir.multiply.com/journal/item/71
Buat sahabat
Moga Tuhan memberkati niat ikhlasmu
hehe bila masa pulak jadi lelaki ni...
No comments:
Post a Comment